Sunday, December 14, 2008

dalam waktu

Satu

seribu selamat tinggal telah kuucap, terperangkap hampa. aku dikalahkan waktu. pada bayang-bayang gelap, kau menetap.

aku meradang, mencoba membuang kenang!

kini aku sampai pada batas. merenung. mengapa meragu, mengapa tak tinggalkan saja segala dusta. mengapa tak kejar cahaya, dan suci cinta digenggaman

waktu telah berkata tentang segala. batin teriak, jiwa menjerit tak bersuara. takkan bergema ke hatimu, tak kan merasa, kini. jauh sudah.

mengapa masih meragu. luka membiru. biarkan berlalu. kuterobos batas, mampukah tak menoleh lagi.

semestinya kutuntaskan semua kebodohan. berhenti. memutus harap, kalau hanya memerihkan.

kamboja-bali

dua

“Waktu hanyalah reka,” katamu suatu ketika

“dan waktu melipatku dalam semesta, ” kataku

dia nisbi, tak pasti

tak ada yang abadi dalam maya,

kuterima realita. terpana mencari makna

tapi aku tahu

waktu juga

membuktikan

kesejatian cinta.

Ya Rabb, bebaskan aku dari ragu.

kuatkan melepas rasian

tak guna

akan kugenggam cahaya

yang kadang kulupa ada di jiwa

Rumahcinta, 13-15 Desember

Tuesday, December 9, 2008

Cinta gila dan mimpi

Trance. Aku baca beberapa komen—dari pakar tentunya—kalau Andrea seolah ‘trance’ sewaktu menulis tetralogi Laskar Pelangi. Rasanya akupun ikutan trance sewaktu membaca buku-bukunya, terutama, yang pertama dan ke empat. Atau lebih tepat gregetan atau justru kecanduan ya? Yang jelas aku tak sabar banget ingin membaca Maryamah beberapa minggu lalu mampir di Sastra Belitong ada postingan tentang pre-launch Maryamah Karpov. Ternyata aku kecele, pre-launch tapi belum launch dan tak ada di Gramedia Medan. Baru kemarin ’dendam’ terobati. Aku baca tuntas Buku Keempat dari sore, selesai siang ini. Tapi tentu saja tidak terus-menerus baca, diselingi tugas Ibu RT dunk ah, nyapu, masak, strika, neminin anak-anak main, joget-joget dengan Nay, dst…dst..eh back to the trance...

Sungguh rasanya tak tertahankan, berkali kali aku bilang ”Oh Tuhan” bagaimana nih orang bisa menulis begitu baik, aku tak punya kata yang tepat. Karyanya menyesapku, membuat tersenyum, terharu atau tertawa karena humornya yang asli menggelitik, atau tiba-tiba bersemangat karena semangat yang ditularkan mimpi-mimpinya. Dia sungguh genius, yang membuat setiap kata bermakna dan sayang kalau di skipped. Aku pernah merasakan hal ini dulu waktu ABG, membaca karya-karya Sidney Sheldon. Tapi kayanya Andrea lebih nyastra dari gaek itu.

Kedahsyatan cinta pertama—dibuku sebelumnya, telah membawa Ikal mengelilingi separuh dunia, mencari A Ling kekasih hati, melakukan hal-hal yang sepertinya mustahil. Ini yang membuatku penasaran banget bagaimana kelanjutan kisah A Ling dan Lintang tentunya, si genius yang nasibnya mengenaskan.

Kepiawaiannya menggambarkan sesuatu yang sederhana dengan detail yang menarik, membuatku sangat terkagum-kagum, terutama pengetahuannya tentang alam, pohonan dan burung-burung. Tentunya karena ilmu, kawan, ilmu! *Hehe..ketularan Andrea*

Kategori tulisanku ini, kukatakan tentang buku–tapi bukan review–sebab biasanya suka-sukaku sendiri, apa saja yang terasa, terpikir tentang buku dan orang-orang yang menginspirasi, dan tentunya aroma-aroma narsis—menghubung-hubungan dengan kehidupanku sendiri. Padahal Andrea sedikitpun tidak pernah mengesankan narsis walau novel ini berupa memoar. Sungguh kisah ini membuaiku ke masa lalu. Ketika Ikal dengan indahnya menggambarkan suasana ketika melakukan kegiatan di alam dengan ayahnya, seperti mengambil jambu mawar di hutan, aku terharu-haru ingat masa-masa indah dengan Papaku sendiri menyusuri bukit-bukit Sumpu di sekitaran Danau Singkarak, hiking, berburu tupai, lalu turun bukit ke sungai Sumpur dan Danau memancing. Aku dan dua adikku yang waktu itu masih anak-anak, biasanya berkecimpung (bermain air, bukan berenang beneran), biasanya di depan rumah keluarga Fariz R.M. sambil berharap doi tiba-tiba nongol hehe…padahal konyol banget, dianya kan di Jakarta yah.

Dan yang menohok rasa juga, kisahnya dengan A Ling…Toko Sinar Harapan yang mengingatkanku pada Toko Lain disuatu tempat, di zaman batu, lelaki Tiong Hoa bermata besar (aneh ya), kisah cinta pertama yang mirip-mirip…*ah stop here* ;)

Cinta Arai yang sedahsyat terjangan badai, duh membuat termehek-mehek. Lalu Lintang yang jenius telah menemukan Lentera Jiwanya, aku senang dia jadi juragan kopra dan tetap nge-einstein.

Pelajaran moral si Ikal yang ke-19: cinta bisa saja berbanding terbalik dengan waktu, tapi pasti berbanding lurus dengan gila. Bener banget!

Kekuatan mimpi yang ajaib, mampu membuat orang melakukan hal-hal luarbiasa, ketika Ikal membuat perahunya dengan bantuan Laskar Pelangi, menempuh bahaya demi sebuah mimpi untuk berjumpa belahan jiwa. Sempat aku berpikir, sungguhankah bagian ini?

“Tak ada harapan disana, tapi aku tahu, ” ucapnya pelan.

”Aku tahu, kita pasti bertemu lagi.” (MK-hal 431). (A Ling)

*Ah Ra, akankan kita bertemu lagi?*

Kalau soal bekerjakeras, ya Tuhan, aku salut pada para pekerja keras seperti Andrea dan teman-temannya itu. Dan ketika Ikal belajar menggesek biola, mau tak mau juga mengingatkanku pada masalalu, seorang sahabat dekat penggesek biola yang baru kutemukan lagi baru-baru ini, kini dosen seni musik di UNP. Duh Yens, aku rindu nada itu.

Sebagai novel tentu saja imajinasi tetap bermain, itulah kekuatan novel, bagiku yang penting, sebuah karya, adalah manfaatnya terhadap masyarakat. Percayalah kalau membaca novel ini, kamu akan ketularan semangat!

Kau bacalah ini, Rahasianya Ikal:

Kuberitahu satu rahasia padamu, Kawan

Buah paling manis dari berani bermimpi

Adalah kejadian-kejadian menakjubkan

Dari perjalanan menggapainya

Tapi aku benci endingnya, menyedihkan, tapi ini kisah nyata ya?

Ikal merasa ruh tercabut dari jasadnya, ketika ayahnya, orang yang paling dihormatinya di dunia, menyiratkan (sebab dia tak berkata) hal yang tidak bisa dipercaya ketika Ikal ingin melamar kekasih hati. Kiamatkah kau waktu itu Andrea? Aku mereka-reka, apakah “perbedaan”, penyebab ayah Ikal menolak A Ling ya? Duh Tuhan, perbedaan! Aku benciii.

Dan tak bisa dipungkiri sebuah jejak kenang masa lalu membayang-bayang; aku justru mematahkan putik bunga yang belum kembang karena kecut menghadapi bayangan penghadang, perbedaan!

Aku yang tergila-gila dengan karya Andrea tak pernah tahu kehidupan pribadiya, kemarin penasaran, lalu searching: nemu beberapa gossip, tapi katanya sih Andrea masih perjaka dan single loh hehe…Untung ya gue gak gila sama orangnya, tapi bagi jomblo boleh tuh usaha! ;)

Satu yang aku keberatan: Judulnya kok “Maryamah Karpov” sih, kenapa bukan “Mimpi-mimpi Lintang” saja? Soal Maryamah hanya sedikit sekali dibahas dan aneh kalau jadi judul.

Ayahanda Medan, 8 Desember 2008

Wednesday, November 26, 2008

Teroris, Bebulu, ireksyen

Teroris, Bebulu, ireksyen

dscf3004

Uqan, Naysa dan bulu

“Ma, beliin tembak dong.” Kata Uqan padaku. Tembak adalah bahasa Medan anak-anak untuk pistol.

”Ngapain beli pistol Qan, mending beli bukulah nak,” kataku.

”Beliin dong Ma, kan lagi mode, yang pakai peluru itu.”

”Waah kan bahaya itu Qan, janganlah, tar kaya teroris ah, main tembak-tembak!’

”Teroris apaan sih Ma? Polisi?” tanya Uqan dengan lugunya.

”Ya ampyuuun Uqan, hihihi kok bisa sih? Teroris itu…blablabla….lalala….” terangku pada Uqan. *Maaf lo Pak Police, suer, itu anak-anak yang ngomong!*

Lalu Naysa:

Ma, adek mau bebulu jugak.”

“Hah? Bebulu apaan sih Nay?”

”Bebuluuuu, ini, ini, ” sambil nunjukin peluru pistol mainan punya teman Uqan.

”Hahahah kirain apaan Nay bebulu!” Naysa bilang ’bebulu’ untuk peluru. Walau sudah bisa ngomong semua huruf dan banyak banget ngomongnya, kadang-kadang Nay masih error mengucapkan kata-kata tertentu.

Sambil menarik bulu kaki Papanya dengan iseng (gak peduli Papanya menjerit), Nay bertanya padaku:

”Bulu kaki Mama mana?” sambil nyari-nyari di kaki bagian atas buat iseng biar bisa ditarik. *ada sambungannya aksi Nay, tapi off the record bisa kena pasal hehehe*

Lalu aku jawab:

”Ini bulu kaki Mama!” sambil nunjuk ke rambutnya Nay yang Cuma hanya sedikit.

”Ini rambut tau!” katanya protes.

”Hehe, ini bulu Nay, bukan rambut!” Nay paling marah kalau rambutnya dibilang bulu.

“Bukaaaan! Ini rambut Maaa!”

Ereksi haiyaaa!

“Ma, kontraktor Anu bego banget deh, masak ereksi jembatan bisa jatuh, malu-maluin aja tuh, padahal Kontraktor besar, “ kata Abang padaku.

Karena lagi konsen ke Laptop, aku nggak mendengar dengan jelas, hanya pada kata-kata ‘penting’ saja.

“Halah apaan sih ereksi-ereksi, Kontraktor ereksi apaan si Pa?” aku nggak nyambung.

”Makanya dengar dulu, jangan langsung ngeres hehe,” kata abang melototiku.

”Itu Kontraktor Anu lagi pasang jembatan, trus jatuh, engineernya aja yang bego tuh,“

”Oooh itu toh…baru aku ngerti setelah berhenti ngetik dan pikiran fokus ke ereksi yang dimaksud abang, ternyata soal jembatan toh. Dalam ilmu tekhnik sipil, memasang jembatan istilahnya bridge erection. Dulu aku biasa dengan istilah itu waktu masih bekerja dengan Kontraktor dimana abang juga kerja sebagai engineer, *Nostalgila jadul, disitulah kita ketemu*

Lagi ngetik ini, Nay lagi:

Papa ini racun.“ sambil nyuapin apel ke Papanya.

”Hihi kok racun Ca? Ica kok makan racun?” tanya Papa. O ya Nay menyebut diri Cica. Jadi kadang kami memanggilnya Ca.

“Mama mau racun lah Ca, apaan sih racun?”

”Racun duniaaa…” sambil nyanyi tereak!

”Oh My God!” Cerita racun dunia ini juga pernah menghebohkan dulu waktu mereka ikut buka bersama di kantor, teman-temanku sampai sakit perut ketawa melihat Nay & Uqan duet lagu racun dunia sambil teriak-teriak, guling-guling…Padahal mamanya sebel sama lagu itu :(

Tiap hari ada aja ulah anak-anak baik yg lucu atau yg nyebelin, kadang lupa, padahal kalau dicatat lumayan juga jokes-nya…

Sendok, Ayahanda—November 23, 2008

Buat teman-teman:

Maaaaf banget, aku belum sempet BW atau silaturahim ke blog kalian, biasalah…sok busy, soale aku online pake koneksi gratis kantor di waktu luang, jadi yah kalau lagi sibuk, gak bisa jalan-jalan…

Buat MT:

Makasih banyak awardnya, aku belum sempat pasang bannernya di blog, tar ya…:) lagian aku gaptek, gak nemu codenya, gak bisa :( Gimana?

Tuesday, November 4, 2008

Sketsa siang

10-26-2008-11-29-06-am

Kabut memagut pucuk daun

kelabu

serupa sketsa di sabak mata

memilu

lengang di kebun siang ini

kuikuti tari ilalang berdesau

dicumbu angin

dingin.

kupu-kupu putih

sendiri

menyepi.

tak mengapa

aku telah terbiasa

pada tak ada

mungkin bisa memakna ada.

Nov. 4, 2008

Keboenku

Monday, October 20, 2008

Oktober cinta

Oktober ini hari-hari cintaku: Uqan 17, Naysa 21--hari ini--dan abang nanti 27.

I love you my loves, happybirthday with all my heart...mmmmuaaaachhh :)

Uqan: keras, seperti karang mungkin--kalau sudah bilang tidak sulit berubah iya, tapi juga lembut hati di satu sisi, asal 'pas masuknya' :D, gak mau diajari, sukanya belajar sendiri trus nanya-nanya.

Naysa Qathrunnada: sejak baby uqan selalu memanggilnya adek inggris atawa cica, kadang-kadang cicak...Naypun menyebut diri sendiri Cica sekarang, padahal mama-papa lebih suka manggil Nay, sehappy mulah nak. Riang, lucu dan suka iseng...tapi keliatan juga sih keras kepalanya..sejak 2 bulan terakhir suka begadang (sejak stop ASI), susah dibalikin ke jadwal normal, paling cepat bobo jam 1 malam.

My love: bak embun penyejuk bagi temper ku yang api hehe ;)[gallery]

Thursday, October 16, 2008

For My Uqan with love...

Uqanku beberapa bulan belakangan ini paling top kelakuannya, bikin...apa ya.....pusing? enggak, mungkin tepatnya gemas dan mencemaskan kelakuannya. Benar-benar sudah jadi anak kampung yang kota. *Atau anak kota yang kampung sih?*

Aku paling oppose sama istilah kampungan (kapan-kapan aja deh dibahas), aku malah suka anak-anak sehari-harinya menjadi anak kampung seperti mamanya dulu walau tinggal di kota besar. Mereka bisa merasakan asyiknya main hujan, mengejar layangan, menangkap ikan gobi di parit, main bola, manjat-manjat, dsb dan bukan hanya asyik sendiri di depan games.

Namun...namanya anak selain membahagiakan tentunya bikin khawatir...Kalau anak kampung beneran bisa puas bebas mengejar layangan di lapangan, di sawah atau jalanan kampung yang tidak ramai oleh kendaraan, anak-anak kota mengejar layangan diantara jalanan kompleks yang tetap saja ada kendaraannya dan satu-dua orang yang ngebut tak peduli banyak anak-anak. Kalau di desa aku dulu bisa menangkap ikan di banda (kali kecil) yang jernih, anak-anak menangkap ikan di parit yang lumayan kotor, apalagi parit besar yang memisahkan daerah Ayahanda dan Pasundan, orang-orang menyebutnya parit busuk! Belum lagi main bola di jalanan, manjat-manjat pohonan yang dekat tiang listrik, ya Allah apa gak mencemaskan?

Aku mengizinkan anak-anak manjat pohon, main hujan biasanya setelah hujan lebat turun beberapa saat dan tidak ada petir, tapi Uqan kadang ngotot mau main hujan saat hujan deras banget dan petir besar-besar, *gile ye anakku ini gak ada takutnya*, padahal di medan itu petirnya mengerikan, selama aku pernah tinggal di beberapa daerah/provinsi, Medan ini yang paling banyak petir. Kalau sudah begitu kami kesulitan menjelaskan padanya jangan main hujan. Kadang sampai ngotot-ngotoan gitu. Kalau sudah keterlaluan sih biasanya kami diamin/cuekin, itu yang mempan :D. Tapi dengan membiarkan anak-anak main hujan, insya Allah mereka cukup kuat, jarang sakit, bahkan Nay pun sudah biasa main hujan, kami biarin juga.

Tanggal 13 lalu waktu aku cuti Uqan tertabrak sepeda motor, rasanya darahku terbang waktu temannya lari-lari ngasih tau, "Bu, Uqan di tabrak kereta!" Tapi syukurlah waktu Uqan datang penuh darah di pelipis, tetap aja aku merasa bersyukur dia nggak parah, buktinya masih bisa jalan ke rumah. Alhamdulillah kehidupan menempaku untuk tidak cepat panik, padahal dulu waktu remaja aku pingsan kalo liat darah. Apalagi pelajaran menghadapi konflik Aceh dan tsunami dulu...Gak ada di sekolahan bok ;)!

Setelah di cek ke rumah sakit untung sekali tak terjadi luka dalam. Kapok dia memang, 2 hari! Setelah itu keluar lagi. Gak bisa dilarang main di luar halaman, padahal halamanku cukup luas untuk main anak-anak, sisa yang tidak ditaro tanaman lumayan buat main futsal-futsalan. Tapi teteeeep aja dia main di jalan, lha teman-temannya main di jalanan semua!

Tak ada yang bisa aku dan suami lakukan selain menjelaskan padanya mana yang bahaya, mana yang tidak. Melarang? Tak mungkin, gimana caranya? diikat di rumah? kadang-kadang kubilang juga kuikat kau nanti bah! Hehehe...

Saat ini kami hanya berusaha memantau Uqan main di mana, begitu juga abangnya Ufi yang suka kelayapan pakai sepeda kemana-mana. Ngasih tau agar hati-hati dan tentu saja berdoa. Ah orangtua mana yang tidak mendoakan keselamatan anaknya? Aku hanya ingin mereka bebas tapi tahu batasan bebasnya. Jadi ingat ortuku sendiri dulu juga memberi kepercayaan dalam mendidik terutama Ibu, kalau Papa agak-agak over protective. Namun itu malah kusyukuri kemudian setelah dewasa, kalau saja Papaku tidak begitu, bisa rusak juga aku. Aku ngin mereka punya nurani, punya kendali sendiri, punya Tuhan--bukan hanya patuh di depan orang tuanya. "Patuh" sendiri bagiku adalah sebuah kata dalam tanda kutip--tak selamanya baik. Walau soal iman aku gak berani ngaku-ngaku (hanya Allah yag tahu), tapi rasanya aku gak rusak-rusak bangetlah. Semasa remaja walaupun jadul, tetap saja ada teman-teman yang ngajakin, ngerokok, ngeganja, bahkan nge-drugs atawa nonton pelem biru, alhamdullillah aku bisa melewatinya dengan save. Orang tua gampang saja ditipu, tapi saat ada ajakan untuk melakukan sesuatu yang dilarang, kepercayaan yang diberikan mereka membuatku tak tergoda untuk ikutan nonton BF (yang waktu itu membuat dua teman SMPku terpaksa nikah by accident ya mo gimana lagi anak-anak perutnya kok buncit), SUER aku baru pertama ngeliat BF setelah punya anak dua, itupun kebetulan karena nginap di rumah saudara yang koleksi film 'anu'nya berserakan saja di ruang tengah (kami di minta menjaga rumahnya). Jus for fun, ingin tahu, aku pun pernah mencoba rokok waktu remaja, or sesekali kalau iseng (sejak di Medan gak ada teman yg ngajak iseng), tak pernah kecanduan, apalagi minum, aku memang peminum berat....air putih! :D Pernah seteguk sudah cukup hehe...waktu itu pacaran sama si abang di marahin :(. *Halah kok jadi curhat*

Hari ini Uqan HUT k e-7, kemarin malam aku usahain pergi nyari kado Uqan, dia minta buku tentang syurga neraka, cape nyari gak ketemu, aku gak sempat lagi ke toko buku lain, di Plaza Medan Fair adanya satu toko buku aja. Ketauan kan orang kita kurang minat baca? Alhamdulillah dia senang waktu aku dan papanya kasih ciuman dan kado buku pagi ini, Buku Belajar Shalat untuk anak lelaki kecil, dan buku Science Islam. Tapi tetep aja dia menagih: "Papa masih ngutang kado ya sama Uqan, buku neraka!"

Kami janji akan merayakan HUT 3 orang terkasih itu bersamaan hari Selasa (21 Oktober) pas HUT Naysa nanti dan sekalian HUT Papanya 27 Oktober. Besok Mama mesti ke lapangan dulu ya sayang. We love you!

Semoga kalian punya nurani anak-anakku sayang...

Ini anak2 kemarin sore: Ufi baru pulang latihan Kung Fu, Uqan pulang ngelayap, Nay baru mandi, gak mau dipakaikan baju dulu, langsung naik ke meja berebutan makan biskuit dicelup teh atawa susu, snack favorit mereka. Aku ketawa geli ngeliat mereka, kaya orang kelaparan. Kalau disuruh makan sendiri-sendiri susahnya bukan main, kalau rebutan heboh!

RB-17 Oktober 2008-HUT M. FURQAN

Thursday, September 18, 2008

Andrea

Lagi jenuh, rehat sebentar dari itungan-itungan duit yang bukan milik gue...klik klik yang sedang terbersit di otakku, tiba-tiba ingat Andrea! Kapan ya terbit Maryamah Karpov-nya ya? dulu katanya September, aku buka MP-nya eh yang nemu Jadwal Film Laskar Pelangi. Deuh cuma ngeliat-liat link ini jadi keasyikan.....jadi gimanaaa gitu, semangat banget pengen nonton. Ada gak sih di Medan?? Bajakannya dah ada kalee neh, kesian Andrea and yg terlibat disini, jangan beli bajakan yah..denger2 dia nyumbang buat pendidikan anak miskin. Keren!

Aku termasuk orang yang jaraaang banget nonton film Indonesia yang diangkat dari novel. Seringnya mengecewakan, makanya males merusak imej novel yang sudah bagus di otak dan hatiku. Tapi kok liat-liat snapshot (bener gak sih itu namanya) film ini rasanya gaksabaran pengen nonton. Nama "koki" dibalik layarnya keren-keren sih ya, Sutradara Riri Riza, Produser Mira Lesmana....pemainnya ada si Cut Mini yang nyentrik gue demen hehe, anak-anak Belitong asli, Alex Komang, dll...Baca/nonton sendiri deh!

Dan aku juga jaraaang banget sampe tergila-gila pada penulis sampai kutunggu-tunggu bukunya, Andrea emang istimewa sih menurutku. Keren, original, caranya nulis bikin ketagihan. Apalagi Laskar Pelangi mengingatkan aku pada masa kecilku sendiri, (sok-sok menghubungkan padahal OOT, jaka sembung :D wekszzzxxx%*@#$^xz!) Yah mungkin bagian A Lingnya itu loh...Udahketemu A Ling belum ya dia? aku penasaran pasti ada di Maryamah ya?! Yah walo Andrea gak bakal kenal aku keknya, gpp, aku suka tulisannya aja kok, *eh orangnya manis juga* tadi aku liat fotonya, uhui :)

Klik aja sendiri deh, pasti ngiler pengen liat nih film. Aku bingung setiap mau masukin link ini: http://www.laskarpelangithemovie.com/ selalu terkait ke Kick Andy, padahal udah bener :( napa yah?

Monday, September 8, 2008

Mestikah show off?

Senang sekali teriakan-teriakan tak enak waktu sahur hanya terjadi satu kali (pertama puasa) dari mushalla disebelah rumah. Aku tersenyum dan bilang pada hubby, mungkin sudah ada yang melarang karena mengganggu? Entahlah, waktu ngomong soal ini dulu dengan beberapa orang, sebagian orang setuju-setuju saja dengan teriakan-teriakan membangunkan sahur yang super heboh itu, katanya memperlihatkan kebesaran Islam. Benarkah? Oh my God! Aku bete berat dengan ritual itu, ada yang pake ritual keliling kampung bak buk bak buk, ada yang pukul-pukul tiang listrik. Bayangkan kalau rumah anda disebelah masjid atau mushalla dan corongnya langsung menghadap ke rumah! Ondeh mak ributnya! Pusiiing...Bagiku kalau suara azan selalu enak didengar, tapi suara cempreng orang tereak? Nanti dulu! Azan biasanya dilantunkan dengan indah, ada temanku yang masuk Islam karena mendengar indahnya azan. Lonceng gerejapun berbunyi dengan merdu, ritual agama yang pas/ tidak berlebihan adalah hal wajar dilakukan umat apapun.

Apakah tak setuju dengan ritual-ribut-sahur lantas tak beriman? Wallahu alam! Aku memang tak setuju dengan suara ribut-ribut membangunkan sahur, apalagi kalau kampungnya seperti tempat tinggalku yang multi etnis, beda agama, sangat beragam.

Hari pertama puasa, aku kaget berat waktu seseorang teriak-teriak: "Sahuuur....! sahuur!...!!! bangun Ibu-ibu bapak-bapak..sahuuur!!!. Naysaku langsung nangis, "Takut mesjid..takut mesjid....Ma..." sambil masih merem. Aku kesal sekali sebab baru tertidur, terkantuk-kantuk menemani Nay yang masih 'sakau' pisah ASI dan suka begadang malam-malam. Dan apa perlunya sih membangunkan orang secepat itu? (jam 3, sedangkan di Medan imsak sekitar pukul 5 kurang 5 menit). Emangnya umat nggak bisa bangun sendiri?

Dulu sekali waktu tinggal di camp konsenTERASI eh camp proyek pembangkit listrik di daerah terpencil di Lubung Alung Sumatera Barat, setiap puasa banyak bule yang komplen soal keributan Ramadhan ini. Temanku malah bertengkar dengan bosnya yang orang Inggris, menurutnya itu sudah sewajarnya, si bule yang harus mengerti. Si bos komplen nggak bisa tidur karena sepanjang malam orang tadarus dengan loudspeaker yang keras, dari banyak masjid di kampung.

llmuku memang tak dalam, tapi aku belum pernah membaca suruhan untuk show off dalam beribadah sampai mengganggu orang lain. Yang aku setuju adalah yang menyarankan memakai pengeras suara seperlunya, pada waktu yang terbatas, misal azan memakai loudspeaker luar dan lainnya bisa memakai loudspeaker dalam saja.

Aku tak akan mengutip hadis-hadis yang pernah aku baca atau sekedar pandangan ulama sebab aku merasa tak kompeten, namun beribadah dengan aman nyaman tetapi juga penuh toleransi terhadap orang lain yang berbeda apa salahnya? Islam sudah mengajarkan semua itu sebab Isalm adalah agama rahmatallilalamin.

Tuesday, September 2, 2008

Sailing...

Setiap pagi sambil cek email kantor aku sekalian klak klik beberapa blog paling lama sampai jam 10.00 an sebelum concentrate to the task (cieeh....nggaya ;) ). Nemu ini di blog Judith

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=471yUxuz3pI&color1=0xb1b1b1&color2=0xcfcfcf&hl=en&fs=1]

Wah kerennya suara anak kecil ini. Dasar aku kurang gaul kok baru tau yah. *Jangan2 dia anakmu toh dith hehe :D*

Dulu aku ngefans berat sama si suara cempreng eh sexy Rod Stewart, Sampai-sampai "Lagu Kebangsaan" Gang jadulku adalah "Ini" , nyulik lagu die. Deuh jadi ingat kelen semua. Miss you Hammy angels hik...hiks...

tapi sekarang kok yang ini lebih asyik didengernya ya...Mungkin karena Rod udah kadaluarsa xixixi...:))

Sailing...always brings me to you..

dancing together

high in the sky

hold our dreams

till both of us die

Ini lyric yg bener:

SAILING by Rod Stewart

am sailing, I am sailing,
Home again cross the sea.
I am sailing, stormy waters,
To be near you, to be free.

I am flying, I am flying,
Like a bird cross the sky.
I am flying, passing high clouds,
To be with you, to be free.

Can you hear me, can you hear me
Thro the dark night, far away,
I am dying, forever trying,
To be with you, who can say.

Can you hear me, can you hear me,
Thro the dark night far away.
I am dying, forever trying,
To be with you, who can say.

We are sailing, we are sailing,
Home again cross the sea.
We are sailing stormy waters,
To be near you, to be free.

Oh lord, to be near you, to be free.
Oh lord, to be near you, to be free,
Oh lord.

in love

Wednesday, August 27, 2008

antara kotamu-kotaku

sajak ini kekasih, menyentak-nyentak hati. beriak tak berbunyi. tapi menikam dalam, jiwaku!

kubiarkan berdiam dalam perjalanan, mengeja jarak kotamu-kotaku. kuyakin waktu kan meredam derunya

seperti biasa, kau datang dan pergi

serupa mimpi

melambungkan rasa

melimbungkan logika. pun bahagia-kecewa, bergantian

kunikmati saja

meski rindu hanya berpagut lewat pandang

aku masih saja tak belajar membiar renjana pergi

seperti rindudendam

mungkin takkan berakhir sampai mati

sebab cinta mati ketika rindu pergi

laksana kutukan

kuterima sakit-nikmat mencinta serupa ini

Cipanas-Medan 24-27 Agustus 2008

Sunday, August 3, 2008

Catatan rimba (3)-akhir

Hikmah gagal

Ini sih bagian jalan yg bagus :D bayangkan yg jelek.

Bahwa manusia berencana, Tuhan menentukan, benar adanya. Inilah yang terjadi pada perjalanan terakhir ke sekolah terpencil, mission’s failed.

Seperti 6 sekolah yang sudah dikunjungi, aku dan tim merasa bersemangat untuk menyelesaikan ‘misi’ kali ini. Alhamdulillah tak ada halangan yang berarti sebelum ini, selain jalan jelek yang mesti dilewati hati-hati. Syukurlah kami dapat sopir, bos yang nyambi jadi sopir berpengalaman dan keren banget nyetirnya. Walaupun hanya memakai Mobil Panther, Pak Tarigan, berhasil membawa kami melewati bagian-bagian sulit yang bikin jantung deg-degan. Beliau ini sebenarnya ‘toke’ juga di daerah Tangkahan, namun beliau rendah hati dan sering membantu program kami di sana.

Untuk ke sekolah terakhir ini, kami harus memakai mobil yang bergardan dua agar bisa menempuh medan yang paling berat. Ada informasi, jalanan sangat sulit dilewati bahkan truk Fuso-pun jeblok.

Dimulailah misi kami hari itu, jam 07.30 pagi sudah siap seperti biasa. Ujian pertama dimulai: ban bocor, orang yang diminta memperbaiki baru datang setelah 1.5 jam kemudian. Kami harus menghemat waktu karena tempatnya jauh. Bergegas kami berangkat, mengganti mobil dengan mobil bergardan dua, dan–aduuuh maaak–ujian kedua: belum berjalan 500 m, mobilnya rusak, dan perlu diperbaiki 1 jam. Dengan perhitungan waktu kami masih mungkin bertemu anak-anak dan guru, kami meneruskan perjalanan lagi. Sayang ujian ke tiga menyusul, mobilnya benar-benar rusak berat saat mendaki tanjakan tinggi, baru sepertiga jalan–nggak sanggup meneruskan lagi dan juga nggak bisa mundur untuk kembali, terjebak di tengah-tengah rimba sawit. Setelah dihitung-hitung waktunya kalau kami kembali berjalan kaki dan meneruskan dengan menyewa sepeda motor, tak cukup waktu juga. Sesampai di sana pasti sekolah sudah bubar.

Akhirnya kami memutuskan untuk kembali saja ke camp berjalan kaki, sopir mobil sewaan akan meminjam sepeda motor di desa terdekat lalu memanggil kembali Pak Tarigan untuk menjemput kami. Dimulailah olah raga siang, kami berjalan kaki untuk kembali ke camp. Syukur nggak terik-terik amat sebagian besar di bawah sawit-sawit tinggi, berjalan sekitar 3 jam-an, mungkin 4-5 km barulah bertemu mobil Pak T. Dan akhirnya ujian ke-4 datang juga hehe…mobil Pak T patah joint-nya! (sori aku nggak mengerti mobil) pokoknya joint yang menyangga ban itu loh :D. Udah deh, gak bisa terus. Dan alhamdulillah Tuhan yang Maha Baik itu memberi kami truk, jadilah naik truk pulang. Kalau jalan kaki lumayan juga sih, kalau jalannya sih aku enjoy, tapi teriknya itu loh, bisa bikin kering kaya ikan asin!

Mesem-mesem kami tiba di camp, mengulang rencana untuk hari berikutnya, menunda rencana rekanku Lian dan Mark untuk bertemu saudara tua alias orangutan di Bukit Lawang.

*****

Kami akan meneruskan misi yang gagal keesokan harinya. Kalau tidak hujan, rencananya naik sepeda motor. Namun kami hanya punya upaya, malamnya hujan lebat, dan kata teman-teman yang sudah pernah ke sana, kalau hujan lebat motor tak mungkin lewat, apalagi harus menyeberangi sungai yang banjir.

Ujian pertama hari kedua: teman-teman yang janji mau membawa sepeda motor, datang terlambat, katanya karena sudah menyewa mobil, jadi mereka santai aja datangnya (kami yg di camp gak tahu) *bingung*. Rupanya ada teman sudah menyewa mobil bergardan pengganti. Kemudian mobilnya perlu dicari dulu sebab belum datang-datang juga! Ternyata eh ternyata, si Bapak yang empunya mobil pergi ke ladang dulu mengambil duren! Masya Allah, apa ya arti sebuah janji???

Kemudian jadi juga kami dengan semangat baru menyelesaikan misi, sambil makan manggis yang dibawa Pak sopirnya. Belum lagi berjalan 5 kilometer, “dor!” meletuslah ban jip itu, dan kami terhenyak…Temanku langsung bilang…”Saya takut meneruskan perjalanan, sepertinya ini pertanda kita nggak boleh terus… kalau memaksa saya takut terjadi sesuatu yang buruk” padahal doi ini sudah karatan berpengalaman dalam adventure. Akupun merasakan hal yang sama, Juga dua rekan dari Australia, ternyata mereka juga punya pikiran yang sama, bahkan katanya semalam mereka berfirasat bahwa kita nggak bisa ke Glugur.

Setelah diskusi bersama, akhirnya kami membatalkan misi kali ini, walau kasihan membayangkan murid-murid dan guru di sana sudah menunggu. Mau menelpon tidak ada sinyal, hubungan sangat sulit di daerah terpencil. Kami kembali berjalan kaki ke camp, kunjungan akan ditunda bulan Agustus saja (saat nulis ini rekanku mau ke sana lagi).

Masih ngos-ngosan, sesampai di camp aku langsung diminta Mas Katiyo naik Theo hehe.. Katanya, belajar jadi mahout. Tentu saja aku mau, walau sering ke camp aku belum pernah belajar menghandle gajah. Soalnya aku punya kegiatan terus, sedangkan untuk bisa jadi mahout harus terus menerus latihan dan tinggal di camp beberapa bulan.

Waktu udah naik Theo baru nyadar, eh eh rupanya ada Tim Jelajah Trans TV lagi bikin film. Bah adegan tadi masuk gak yah? Malu juga sih soalnya aku sempat ganti jilbab dengan bandana kecil saja karena kepanasan abis jalan. *Halah palingan ntar juga jempolnya doang yang nongol :D, membatin* Memang sering juga sih orang-orang dari TV bikin film tim-ku. Apalagi TV asing udah sering. Tapi bukan aku loh, soale kalau aku yang main susah dibedakan yang mana orang yang mana gajah :D

Aku pikir-pikir hikmah dari kegagalan ini, aku belum tahu pasti, yang aku rasakan bahwa kemampuan manusia hanya sebatas upaya dan doa, lainnya kuasa Allah, serahkanlah padaNya, dan belajar menjalani semuanya dengan fun saja! Tawakal tentu saja.

Alhamdulillah, hari ini waktu nulis, ada hikmah lagi: kami dapat Ford ranger yang-keren-aku-langsung naksir-waktu-liat– buat ke lapangan–dari Ford tentunya yang diupayakan rekan dari Australia Zoo khususnya tim Wildlife Warriors yang keren itu :) *thanks Giles yang cakep* . Jadi inget Steve Irwin hiks..hiks…

RuangBiru, 4 August 2008


Wednesday, July 2, 2008

Foto keluarga buat Andi cs :)

Ini di rumah Medan tahun lalu, waktu Ron & Pipiet datang,
Uqan gak mau di foto.
Paling depan Ufi, Nay si mungil cantik.

Bang Uqan (Furqan) dia paling males di foto.

Wednesday, May 7, 2008

Jika ayah gajah menikah

Gajah CRU
Latihan menghormat tamu dulu sebelum mengantar pengantin
Berangkat dari Camp, kira2 1 km dr rumah pengantin cewe

Penyambutan dg adat Karo


Gajah CRU memberi salam hormat untuk tamu

Ayo cepetan Nay tar dikejar gajah!
Nay tertinggal sikit dari rombongan pengantar di depan :D

Jika Ayah gajah menikah :)

Jika cinta telah berkata, hati tertaut dimana saja. Temanku Edy, manajer camp *CRU yang asli Aceh, menikah dengan kekasihnya gadis lokal dimana bening bertemu. Unik, aku sendiri belum pernah melihat pengantin pria yang diantar ke rumah ‘anak dara’ dengan gajah. Here the show goes:

Dari camp CRU

naik di punggung Theo

My CRU team/friends

Pestanya berlangsung dua hari dua malam dengan adat Karo yang eksotis. Aku sendiri sangat tertarik dengan upacara tradisional begini yang sudah sulit ditemui di kota-kota. Walau gak ngerti baik bahasa maupun maknanya (pr nih untuk nanya2 nanti!) aku enjoy banget melihat ada tari-tariannya. Sayang aku gak bisa mengikuti upacara sampai selesai. Lamaaaa kali upacaranya. Namanya juga emak-emak tiga anak, yang satu merengek minta mimik, yang dua lelaki sibuk menarik-narik tanganku ngajak berenang di sungai, bapak-e sibuk mau pigi-pigi cari tanaman aneh katanya..hehe…Demikianlah kerja en liburan sekalian, dari tangal 5-7 Mei kemarin, sambil pesta teman, sambilan ketemu sama kepala sekolah untuk program edukasi bulan ini.

MORE PHOTOS HERE.

*CRU = Conservation Response Unit,

bekerja untuk pelestarian gajah dan habitatnya di Sumatra; Sumut, Aceh, Bengkulu dengan memberdayakan gajah terlatih, pawang, rangers & masyarakat lokal. CRU adalah bagian dari program FFI-SECP (Fauna & Flora International- Sumatran Elephant Conservation Programme) dengan me-link-kan konservasi ex-situ dengan in-situ.

Sunday, March 2, 2008

telmi

Mama telmi.

“…ayam pa!” Nay senyum.

“Papa gak beli ayam goreng Nay, “ kataku waktu Abang baru pulang dari warung beliin pesanan anak-anak.

“Yah mama, bahasa anaknya gak ngerti, Nay kan bilang waalaikumsalam karena Papa bilang assalamualaikum,” kata abang. “Ya kan Nay?” (ayam= salam).

“Yam kum,” kata Nay lagi.

Mama: “Hahahaa…dasar Nay lucu!” *ketawa malu*

“Ma..boa…boa…” kata Nay menunjuk ke TV.”

“Bukan sayang, itu bukan ular Boa, tapi ular Piton!” kataku menjelaskan acara fauna di TV.

“Boa…boa, acuk…” Nay ngotot, mencari-cari di bawah rak TV.”

“Oooh, jadi kelereng Nay?” rupanya Naysa mau ngambil kelerengnya yang masuk ke bawah rak. Dia bilang semua yang bulat ‘Boa’ alias bola.

Dan Nay gila bola. Waktu aku pasangin baju yang lengannya ada hiasan bulat-bulat dari benang, dia bilang “pak…pak…” maksudnya sepak , sambil susah payah menarik-narik agar ‘bola-bola’ tsb lepas. Kemarin juga berkeras minta dibeliin bola. Karena bolanya sudah banyak aku mau ganti dengan boneka binatang, dia jawab..”gak auuuu, boa!”

Oh Nay…Nay!

Friday, February 15, 2008

My loves

Anak-anak selalu menjadi obat setiap saat. Walau kadang-kadang juga membuat khawatir karena berbagai sebab; dari diri mereka sendiri dan lingkungan. Namun seperti yang selalu diingatkan my love; mereka amanah Allah yang harus dijaga dengan sabar, tawakal dan ikhtiar...Makasih embunku, kau selalu jadi penyejuk kala hati risau :)

Sulungku; Ufi yang sudah mulai ABG, kemaren ukur tinggi sudah melampaui Mama
(hihi..Mama aja yg emang pendek kata Papa...)

Uqan, si tengah yang kalem, agak2 pendiem kaya Papanya


Nay si cantikku, kata Papa, lebih lasak dari Mamanya
Tomboy juga! mrgreen

Heran pulang-pulang dari ngantar Uqan sekolah Papa bawa jilbab buat Nay! Hebat Papa, kok bisa ya? Ma kasih Papa sudah beliin Nay jilbab, semoga bisa jadi anak shalehah.

Sunday, February 10, 2008

Naysa berjilbab

Ngantuk Nay? :)
Ngaca

Semoga menjadi anak shalehah sayang :)

Wednesday, January 16, 2008

Isenknya Ofai

Healing (emangnya Uqan sakit, enggaklah yaau!)
Momentum laser

Lalu Ufi aku pinjemin Photoshop untuk anak-anak, jadilah ini:

Jurus bunsin
Ufi angel

Mayan juga sih, sebenarnya masih ada beberapa lagi karya aneh si Ofai ini dan beberapa yg keren di program sketch up. Eh cape deh uploadnya :D

Sunday, January 13, 2008

Lanjutan foto gajah family, buat Kinkin :)

Dari tanggal 30 Desember tahun lalu sampai tahun baru kemarin kami sekeluarga ke Tangkahan. Tante Meiy kerja dong, ketemu sama guru-guru, Nte Meiy mau mengadakan kunjungan ke sekolah-sekolah di Tangkahan (7 sekolah) dan memberikan bahan pelajaran konservasi melalui Bahasa Inggris untuk satu sekolah. Anak-anak dan papanya ikutan berlibur! mrgreen Kami bisa menghindari 'keributan' malam tahun baru di Medan yang penuh dengan petasan dan kembang api, bunyinya seperti kontak senjata seperti di Aceh dulu. Ah enggak enak diinget2. Lagian kami nggak merayakan tahun baru Masehi, enakan di hutan, tenang tentram, adem... Bang Ofai begaye dekat gajahe mrgreen
Nay ikutan gaya ah...
Nay dan Papa, asyiknya berenang.

Di sungai bisa juga main pasir,
Bang Ufi lagi bikin complex Spinx n Piramid Mesir
Satu sisi sungai Batang Serangan di dekat camp, tempat gajah biasa mandi, beningMau turun ke sungai aja naik gajah!


Cebar cebur asyiknya!

Nay dan Bang Abdullah, pawang dari Aceh
Dek Nay suka gajah, tapi takut kalau naik. Pertama udah mau,
eh di atas mewek, heheh lucu ya...

Yang dua terakhir ini foto punya temen Nte Meiy, Prof. John White dan istrinya Ray.
Mereka jadi relawan membantu program CRU.
Kalau mau mandi pake shower, bisa minta tolong semprotin sama Olive.
Oya gajah minum bukan pakai belalai ya, tapi menyedot pakai belalai
lalu menyemprotkannya ke mulut!
neutralmrgreenlol

About Me

My photo
Welcome to my Blog.... Mom, kids lover, nature lover, Islam and peace lover, like to read, write, travel. Darussalam, Banda Aceh. Indonesia.