Monday, October 20, 2008

Oktober cinta

Oktober ini hari-hari cintaku: Uqan 17, Naysa 21--hari ini--dan abang nanti 27.

I love you my loves, happybirthday with all my heart...mmmmuaaaachhh :)

Uqan: keras, seperti karang mungkin--kalau sudah bilang tidak sulit berubah iya, tapi juga lembut hati di satu sisi, asal 'pas masuknya' :D, gak mau diajari, sukanya belajar sendiri trus nanya-nanya.

Naysa Qathrunnada: sejak baby uqan selalu memanggilnya adek inggris atawa cica, kadang-kadang cicak...Naypun menyebut diri sendiri Cica sekarang, padahal mama-papa lebih suka manggil Nay, sehappy mulah nak. Riang, lucu dan suka iseng...tapi keliatan juga sih keras kepalanya..sejak 2 bulan terakhir suka begadang (sejak stop ASI), susah dibalikin ke jadwal normal, paling cepat bobo jam 1 malam.

My love: bak embun penyejuk bagi temper ku yang api hehe ;)[gallery]

Thursday, October 16, 2008

For My Uqan with love...

Uqanku beberapa bulan belakangan ini paling top kelakuannya, bikin...apa ya.....pusing? enggak, mungkin tepatnya gemas dan mencemaskan kelakuannya. Benar-benar sudah jadi anak kampung yang kota. *Atau anak kota yang kampung sih?*

Aku paling oppose sama istilah kampungan (kapan-kapan aja deh dibahas), aku malah suka anak-anak sehari-harinya menjadi anak kampung seperti mamanya dulu walau tinggal di kota besar. Mereka bisa merasakan asyiknya main hujan, mengejar layangan, menangkap ikan gobi di parit, main bola, manjat-manjat, dsb dan bukan hanya asyik sendiri di depan games.

Namun...namanya anak selain membahagiakan tentunya bikin khawatir...Kalau anak kampung beneran bisa puas bebas mengejar layangan di lapangan, di sawah atau jalanan kampung yang tidak ramai oleh kendaraan, anak-anak kota mengejar layangan diantara jalanan kompleks yang tetap saja ada kendaraannya dan satu-dua orang yang ngebut tak peduli banyak anak-anak. Kalau di desa aku dulu bisa menangkap ikan di banda (kali kecil) yang jernih, anak-anak menangkap ikan di parit yang lumayan kotor, apalagi parit besar yang memisahkan daerah Ayahanda dan Pasundan, orang-orang menyebutnya parit busuk! Belum lagi main bola di jalanan, manjat-manjat pohonan yang dekat tiang listrik, ya Allah apa gak mencemaskan?

Aku mengizinkan anak-anak manjat pohon, main hujan biasanya setelah hujan lebat turun beberapa saat dan tidak ada petir, tapi Uqan kadang ngotot mau main hujan saat hujan deras banget dan petir besar-besar, *gile ye anakku ini gak ada takutnya*, padahal di medan itu petirnya mengerikan, selama aku pernah tinggal di beberapa daerah/provinsi, Medan ini yang paling banyak petir. Kalau sudah begitu kami kesulitan menjelaskan padanya jangan main hujan. Kadang sampai ngotot-ngotoan gitu. Kalau sudah keterlaluan sih biasanya kami diamin/cuekin, itu yang mempan :D. Tapi dengan membiarkan anak-anak main hujan, insya Allah mereka cukup kuat, jarang sakit, bahkan Nay pun sudah biasa main hujan, kami biarin juga.

Tanggal 13 lalu waktu aku cuti Uqan tertabrak sepeda motor, rasanya darahku terbang waktu temannya lari-lari ngasih tau, "Bu, Uqan di tabrak kereta!" Tapi syukurlah waktu Uqan datang penuh darah di pelipis, tetap aja aku merasa bersyukur dia nggak parah, buktinya masih bisa jalan ke rumah. Alhamdulillah kehidupan menempaku untuk tidak cepat panik, padahal dulu waktu remaja aku pingsan kalo liat darah. Apalagi pelajaran menghadapi konflik Aceh dan tsunami dulu...Gak ada di sekolahan bok ;)!

Setelah di cek ke rumah sakit untung sekali tak terjadi luka dalam. Kapok dia memang, 2 hari! Setelah itu keluar lagi. Gak bisa dilarang main di luar halaman, padahal halamanku cukup luas untuk main anak-anak, sisa yang tidak ditaro tanaman lumayan buat main futsal-futsalan. Tapi teteeeep aja dia main di jalan, lha teman-temannya main di jalanan semua!

Tak ada yang bisa aku dan suami lakukan selain menjelaskan padanya mana yang bahaya, mana yang tidak. Melarang? Tak mungkin, gimana caranya? diikat di rumah? kadang-kadang kubilang juga kuikat kau nanti bah! Hehehe...

Saat ini kami hanya berusaha memantau Uqan main di mana, begitu juga abangnya Ufi yang suka kelayapan pakai sepeda kemana-mana. Ngasih tau agar hati-hati dan tentu saja berdoa. Ah orangtua mana yang tidak mendoakan keselamatan anaknya? Aku hanya ingin mereka bebas tapi tahu batasan bebasnya. Jadi ingat ortuku sendiri dulu juga memberi kepercayaan dalam mendidik terutama Ibu, kalau Papa agak-agak over protective. Namun itu malah kusyukuri kemudian setelah dewasa, kalau saja Papaku tidak begitu, bisa rusak juga aku. Aku ngin mereka punya nurani, punya kendali sendiri, punya Tuhan--bukan hanya patuh di depan orang tuanya. "Patuh" sendiri bagiku adalah sebuah kata dalam tanda kutip--tak selamanya baik. Walau soal iman aku gak berani ngaku-ngaku (hanya Allah yag tahu), tapi rasanya aku gak rusak-rusak bangetlah. Semasa remaja walaupun jadul, tetap saja ada teman-teman yang ngajakin, ngerokok, ngeganja, bahkan nge-drugs atawa nonton pelem biru, alhamdullillah aku bisa melewatinya dengan save. Orang tua gampang saja ditipu, tapi saat ada ajakan untuk melakukan sesuatu yang dilarang, kepercayaan yang diberikan mereka membuatku tak tergoda untuk ikutan nonton BF (yang waktu itu membuat dua teman SMPku terpaksa nikah by accident ya mo gimana lagi anak-anak perutnya kok buncit), SUER aku baru pertama ngeliat BF setelah punya anak dua, itupun kebetulan karena nginap di rumah saudara yang koleksi film 'anu'nya berserakan saja di ruang tengah (kami di minta menjaga rumahnya). Jus for fun, ingin tahu, aku pun pernah mencoba rokok waktu remaja, or sesekali kalau iseng (sejak di Medan gak ada teman yg ngajak iseng), tak pernah kecanduan, apalagi minum, aku memang peminum berat....air putih! :D Pernah seteguk sudah cukup hehe...waktu itu pacaran sama si abang di marahin :(. *Halah kok jadi curhat*

Hari ini Uqan HUT k e-7, kemarin malam aku usahain pergi nyari kado Uqan, dia minta buku tentang syurga neraka, cape nyari gak ketemu, aku gak sempat lagi ke toko buku lain, di Plaza Medan Fair adanya satu toko buku aja. Ketauan kan orang kita kurang minat baca? Alhamdulillah dia senang waktu aku dan papanya kasih ciuman dan kado buku pagi ini, Buku Belajar Shalat untuk anak lelaki kecil, dan buku Science Islam. Tapi tetep aja dia menagih: "Papa masih ngutang kado ya sama Uqan, buku neraka!"

Kami janji akan merayakan HUT 3 orang terkasih itu bersamaan hari Selasa (21 Oktober) pas HUT Naysa nanti dan sekalian HUT Papanya 27 Oktober. Besok Mama mesti ke lapangan dulu ya sayang. We love you!

Semoga kalian punya nurani anak-anakku sayang...

Ini anak2 kemarin sore: Ufi baru pulang latihan Kung Fu, Uqan pulang ngelayap, Nay baru mandi, gak mau dipakaikan baju dulu, langsung naik ke meja berebutan makan biskuit dicelup teh atawa susu, snack favorit mereka. Aku ketawa geli ngeliat mereka, kaya orang kelaparan. Kalau disuruh makan sendiri-sendiri susahnya bukan main, kalau rebutan heboh!

RB-17 Oktober 2008-HUT M. FURQAN

About Me

My photo
Welcome to my Blog.... Mom, kids lover, nature lover, Islam and peace lover, like to read, write, travel. Darussalam, Banda Aceh. Indonesia.