Wednesday, November 26, 2008

Teroris, Bebulu, ireksyen

Teroris, Bebulu, ireksyen

dscf3004

Uqan, Naysa dan bulu

“Ma, beliin tembak dong.” Kata Uqan padaku. Tembak adalah bahasa Medan anak-anak untuk pistol.

”Ngapain beli pistol Qan, mending beli bukulah nak,” kataku.

”Beliin dong Ma, kan lagi mode, yang pakai peluru itu.”

”Waah kan bahaya itu Qan, janganlah, tar kaya teroris ah, main tembak-tembak!’

”Teroris apaan sih Ma? Polisi?” tanya Uqan dengan lugunya.

”Ya ampyuuun Uqan, hihihi kok bisa sih? Teroris itu…blablabla….lalala….” terangku pada Uqan. *Maaf lo Pak Police, suer, itu anak-anak yang ngomong!*

Lalu Naysa:

Ma, adek mau bebulu jugak.”

“Hah? Bebulu apaan sih Nay?”

”Bebuluuuu, ini, ini, ” sambil nunjukin peluru pistol mainan punya teman Uqan.

”Hahahah kirain apaan Nay bebulu!” Naysa bilang ’bebulu’ untuk peluru. Walau sudah bisa ngomong semua huruf dan banyak banget ngomongnya, kadang-kadang Nay masih error mengucapkan kata-kata tertentu.

Sambil menarik bulu kaki Papanya dengan iseng (gak peduli Papanya menjerit), Nay bertanya padaku:

”Bulu kaki Mama mana?” sambil nyari-nyari di kaki bagian atas buat iseng biar bisa ditarik. *ada sambungannya aksi Nay, tapi off the record bisa kena pasal hehehe*

Lalu aku jawab:

”Ini bulu kaki Mama!” sambil nunjuk ke rambutnya Nay yang Cuma hanya sedikit.

”Ini rambut tau!” katanya protes.

”Hehe, ini bulu Nay, bukan rambut!” Nay paling marah kalau rambutnya dibilang bulu.

“Bukaaaan! Ini rambut Maaa!”

Ereksi haiyaaa!

“Ma, kontraktor Anu bego banget deh, masak ereksi jembatan bisa jatuh, malu-maluin aja tuh, padahal Kontraktor besar, “ kata Abang padaku.

Karena lagi konsen ke Laptop, aku nggak mendengar dengan jelas, hanya pada kata-kata ‘penting’ saja.

“Halah apaan sih ereksi-ereksi, Kontraktor ereksi apaan si Pa?” aku nggak nyambung.

”Makanya dengar dulu, jangan langsung ngeres hehe,” kata abang melototiku.

”Itu Kontraktor Anu lagi pasang jembatan, trus jatuh, engineernya aja yang bego tuh,“

”Oooh itu toh…baru aku ngerti setelah berhenti ngetik dan pikiran fokus ke ereksi yang dimaksud abang, ternyata soal jembatan toh. Dalam ilmu tekhnik sipil, memasang jembatan istilahnya bridge erection. Dulu aku biasa dengan istilah itu waktu masih bekerja dengan Kontraktor dimana abang juga kerja sebagai engineer, *Nostalgila jadul, disitulah kita ketemu*

Lagi ngetik ini, Nay lagi:

Papa ini racun.“ sambil nyuapin apel ke Papanya.

”Hihi kok racun Ca? Ica kok makan racun?” tanya Papa. O ya Nay menyebut diri Cica. Jadi kadang kami memanggilnya Ca.

“Mama mau racun lah Ca, apaan sih racun?”

”Racun duniaaa…” sambil nyanyi tereak!

”Oh My God!” Cerita racun dunia ini juga pernah menghebohkan dulu waktu mereka ikut buka bersama di kantor, teman-temanku sampai sakit perut ketawa melihat Nay & Uqan duet lagu racun dunia sambil teriak-teriak, guling-guling…Padahal mamanya sebel sama lagu itu :(

Tiap hari ada aja ulah anak-anak baik yg lucu atau yg nyebelin, kadang lupa, padahal kalau dicatat lumayan juga jokes-nya…

Sendok, Ayahanda—November 23, 2008

Buat teman-teman:

Maaaaf banget, aku belum sempet BW atau silaturahim ke blog kalian, biasalah…sok busy, soale aku online pake koneksi gratis kantor di waktu luang, jadi yah kalau lagi sibuk, gak bisa jalan-jalan…

Buat MT:

Makasih banyak awardnya, aku belum sempat pasang bannernya di blog, tar ya…:) lagian aku gaptek, gak nemu codenya, gak bisa :( Gimana?

Tuesday, November 4, 2008

Sketsa siang

10-26-2008-11-29-06-am

Kabut memagut pucuk daun

kelabu

serupa sketsa di sabak mata

memilu

lengang di kebun siang ini

kuikuti tari ilalang berdesau

dicumbu angin

dingin.

kupu-kupu putih

sendiri

menyepi.

tak mengapa

aku telah terbiasa

pada tak ada

mungkin bisa memakna ada.

Nov. 4, 2008

Keboenku

About Me

My photo
Welcome to my Blog.... Mom, kids lover, nature lover, Islam and peace lover, like to read, write, travel. Darussalam, Banda Aceh. Indonesia.