CINTA ITU PEDULI
“Dear world, there's intense bombing right now. Why are you silent?
Why? Why? Why? Fear is killing me & my kids. - Fatemah #Aleppo”
https://twitter.com/hashtag/aleppo
Terbangun sebelum Subuh dengan
Aleppo di kepalaku, di hatiku membayang. Begitu juga Rohingnya, Palestine, segenap
negeri-negeri Muslim yang dizolimi, serta negeriku yang mulai gonjang ganjing,
fitnah bertebaran merisaukan kalbu...Bahkan juga serupa Tibet yang masih saja
dijajah. Dan tak banyak yang Peduli. Ya Rabb Segala Maha, tempat bergantung segenap
makhluk, tuntun jiwa pada kejernihan, bening di dalam terpalung batinku...hanya
berisi cahayaMu, tak meragu sedikitpun. Semoga engkau berikan kekuatan untuk
berbuat lebih tak hanya doa.
Aku bisa saja pura-pura tak mau
tahu, tak peduli dengan keriuhan di jagad maya tentang kekejian luarbiasa yang
sudah terjadi di sana, di negeri-negeri cinta seharusnya bertahta. Namun batin
tak bisa diam, bergejolak di dalam...aku bisa saja pura-pura ‘cool’ tak
menyentuh-nyentuh masalah kejadian ini pada status-status di medsos...namun nurani
berteriak walau suara tercekat di tenggorokan....
Kupertanyakan kenapa semua bisa
terjadi, dengan kebodohan menyalah-nyalahkan Engkau...Alhamdulillah, insya
Allah Kau tuntun hati untuk senantiasa berprasangka baik kepadaMu. Dari sisi
kami, mungkin semua terjadi agar kami lebih peduli, menolong saudara-saudara
kami yang dizalimi....lebih menghidupkan hidup dengan keluar dari kenyamanan
diri untuk lebih berbuat apa yang kami mampu, serta memanjatkan doa-doa ke
langitMu, izinkan Engkau ijabah Ya Rahman, Ya Rahim...Juga sebagai cobaan
ketika kami ingin dimasukkan ke dalam golongan beriman. Semoga Engkau kuatkan
kami, Ya Allah Rabb kami, Ya Aziz...Tentunya hanya engkau yang Maha Haqq atas
segala ketetapan kejadian di dunia ini.
Dan tak lupa rasa syukur aku
terbangun di tanah yang azan masih berkumandang dengan bebas dan indah...burung-burung masih
berkicau menemani pagi, udara murni masih kami miliki. Dan sungguh memalukan diri
ini ketika masih mengeluhkan hal-hal kecil, sementara di sana di negeri-negeri
yang dizalimi, saudara-saudara kita berjuang demi nyawa, wanita-wanita yang
diperkosa, anak-anak yang dianiaya, dan segala yang tak sanggup kutanggungkan
bahkan melihat foto-fotonya saja, tubuh melunglai, ruh berasa terbang tak berdaya...
PondokCinta, Darussalam 16 Desember 2016
*******
*Selalu teringat sajakku ini yang
kutulis saat terjadinya Konflik Aceh 2003, dan kutulis lagi untuk Palestina di blogku : Putirenobaiak
https://putirenobaiak.wordpress.com/2009/01/14/doa-saja-tak-cukup/
PUISI PAGI DI TANAH KONFLIK
Puisi
pagi adalah salak senjata
jerit anak-anak dan wanita
jerit anak-anak dan wanita
Puisi
pagi adalah elegi dan darah dan darah…
panas dan gerah
ketika kasih tak lagi punya makna
panas dan gerah
ketika kasih tak lagi punya makna
Puisi
pagi adalah nyeri hati
dan diriku yang bisu, beku, kaku
sebab tak mampu melakukan apa
dan diriku yang bisu, beku, kaku
sebab tak mampu melakukan apa
Tuhan,
aku kehilangan kata
Tuhan aku kehabisan doa.
Tuhan aku kehabisan doa.
BNA-Kontak senjata, 4 July 2003
.
Kutipan dari tulisan lalu;
"...Mungkin penderitaanku dulu waktu konflik Aceh tidak sebanding dengan apa
yang dialami saudaraku di Palestina, tapi aku tahu bagaimana rasanya lari
ditengah terjangan peluru. Harus tiarap ketika ada kontak senjata, pergi ke
pantai dambaanmu, dan bertemu mayat. Atau tiba-tiba terbangun Subuh, di depan
rumahmu orang membuang tubuh-tubuh tak dikenal, yang hancur, remuk. Dan melihat
saudara dan temanmu sendiri di hajar orang-orang tak berperikemanusiaan. Itu
baru sedikit. Belum lagi penindasaan, pemerkosaan, harta, tanah yang dijarah.
Apa kau pernah mengalami itu? Dan tsunami misalnya, kamu tidak akan tahu
bagaimana rasanya ‘dihajar’ tsunami kalau tak ada disitu. Jadi jangan mencela,
mendingan diam kalau tak peduli! Hatiku sakit..."
No comments:
Post a Comment