Satu
Kali ini pulangku yang kesekian
usai perjalanan, lelah, hati berdarah
didera luka kerna tualang
gamang, menimbang langkah
resah gundah gulana kubawa
kepadaNya jua kembali jiwa
usai perjalanan, lelah, hati berdarah
didera luka kerna tualang
gamang, menimbang langkah
resah gundah gulana kubawa
kepadaNya jua kembali jiwa
Tak jera kelana kuarung jauh
hanyut dalam aliran takdir
yang kadang tak kumengerti dalam kesempitan pikir
pulangku kembali dalam zikirku kan kasih, damai terindah
di haribaanMu, Sang Pemurah
hanyut dalam aliran takdir
yang kadang tak kumengerti dalam kesempitan pikir
pulangku kembali dalam zikirku kan kasih, damai terindah
di haribaanMu, Sang Pemurah
Hampir mendekat langkah sudah
kucium wangi kembang di gerbang
sungguh serasa seluruh ruhku bangkit kembali
memacak gairah di jantung, mengukir senyum
terbang segala bimbang, gamang pergi
kucium wangi kembang di gerbang
sungguh serasa seluruh ruhku bangkit kembali
memacak gairah di jantung, mengukir senyum
terbang segala bimbang, gamang pergi
Pada sajadah baur segala isak
tumpah segala rasa, ruah segala rindu
lega beruparupa dahaga
haus jiwa, kupuaskan, mencoba meraih cahaya
Engkau Sang Cinta
dekaplah, dalam setiap helaan nafas, tak ingin kuberakhir
senantiasa rindu menderu-deru
tak ingin lepas sedetikpun waktu.
tumpah segala rasa, ruah segala rindu
lega beruparupa dahaga
haus jiwa, kupuaskan, mencoba meraih cahaya
Engkau Sang Cinta
dekaplah, dalam setiap helaan nafas, tak ingin kuberakhir
senantiasa rindu menderu-deru
tak ingin lepas sedetikpun waktu.
Dua
Kembara
kemanapun langkah
mencari arah
merambah belantara
mencapai gunung
menyeberangi samudera
langlang buana
ke mayapada
diri kembali kedalamku
menyadari adaMu
di sini. di setiap inti sel tubuh
memagut utuh ruhku
jiwa kembali padaMu semata
tubuh luluh pada penghambaan
fitrah al-insan.
kemanapun langkah
mencari arah
merambah belantara
mencapai gunung
menyeberangi samudera
langlang buana
ke mayapada
diri kembali kedalamku
menyadari adaMu
di sini. di setiap inti sel tubuh
memagut utuh ruhku
jiwa kembali padaMu semata
tubuh luluh pada penghambaan
fitrah al-insan.
RumahCinta, Ayahanda Medan, 17 Januari 2010
No comments:
Post a Comment